This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Jumat, 24 Januari 2014
eika dalam berbicara
04.43
klp2 yapenas21
No comments
5 Etika Berbicara Yang Baik – Berbicara memanglah hal yang sepele,
namun jarang sekali orang yang berbicara sesuai etika yang baik, berbicara yang
enak didengar dan yang mudah dipahami serta tidak keluar dalam topik
pembicaraan. Nah maka dari itu bagaimana menciptakan atau memahami etika berbicara
yang baik, berikut ulasan tentang 5
Etika Berbicara Yang Baik.
Dengan memfokuskan diri pada
lawan bicara tentu lawan bicara akan mudah mendapatkan maksud dari pembicaraan
tersebut. Jangan sampai yang anda lakukan adalah berpaling dari lawan bicara
anda, karena yang terjadi topik yang dibicarakan akan terpecah dan tidak jelas.
Menggunakan suara yang baik
adalah salah satu etika berbicara, suara yang baik tidak harus merdu, tetapi,
pada saat anda bicara, sesuaikanlah nada bicara anda dengan lawan bicara anda,
misal apabila lawan bicara anda adalah orang yang lebih tua dari anda tentunya
dengan nada lirih yang lebih sopan. Sesuaikan lawan bicara, jangan sampai suara
anda menyakitkan hati lawan bicara.
Coba lupakan dan jauhkanlah
perkataan-perkataan kotor dalam bicara anda. Biasanya perkataan kotor akan
mudah merusak pembicaraan dengan lawan bicara, memang terkadang nyambung,
tetapi biasanya perkataan kotor dapat mencerminkan sikap diri anda dimata lawan
bicara, seperti apa anda sebenarnya.
Tentu sudah tidak diragukan lagi
bahwa senyum dapat meruntuhkan tembok ke tegangan dalam jiwa, dan dibalik itu
senyum dapat membuat lawan bicara anda tersipu malu dan menjadi baik kepada
anda. Ketika lawan bicara anda belum mengatakan sesuatu tetapi anda sudah
memberikan hadiah berupa senyuman yang tentu enak dipandang, maka tentu lawqan
bicara anda pun akan berbunga-bunga hatinya. Karena anda kata bijak berkata “Hadiah yang paling enak dipandang adalah
senyuman”.
Anda dapat juga berjabat tangan
atau meletakan tangan diatas dada anda sebagai isyarat bahwa anda menghargai
orang lain sebagaimana anda menghargai diri anda sendiri. Karena berjabat
tangan menandaka bahwa kita lebih bisa bertanggung jawab dewasa.
etika mahasisawa
04.35
klp2 yapenas21
1 comment
Pada dasarnya
etika dan moral merupakan hal utama yang mutlak dimiliki oleh mahasiswa
dalam menghadapi dunia kampus dan berperan aktif dalam masyarakat. Dalam
internal kampus mahasiswa harus memiliki etika dalam kampus bagi
pribadi mahasiswa sendiri mahasiswa harus bersikap seperti memakai baju
yang sopan, tidak memakai sandal, dan tidak terlambat dalam kuliah. Jika
berkaitan dengan pihak lain seperti dosen, mahasiswa lain, dan petinggi
kampus mahasiswa juga senantiasa bersikap sopan, ramah, serta bersikap
dan berbicara dengan memikirkan dan mempertimbangkan terlebih dahulu
resiko yang ditimbulkan oleh kita.
Mahasiswa
merupakan insan terdidik yang mana perilaku sehari-hari akan menjadi
acuan masyarakat sekitar, dan melalui keteladanan akan memberi pengaruh
positif terhadap pembentukan warga masyarakat sekitar. Artinya pada diri
mahasiswa ada proses mulai dari mendengar atau melihat, memahami,
menyadari, dan mengambil keputusan untuk melakukannya karena peran
mahasiswa sesungguhnya nantinya akan terjun dan mengabdi ke masyarakat.
Namun banyak
sekali pelanggaran-pelanggaran yang sering di lakukan oleh mahasiswa di
mulai dari hal kecil maupun hal besar contoh nya sebagai berikut :
· Mahasiswa melanggar peraturan kampus
· Mahasiswa sering tidak menghadiri jam kuliah
· Mahasiswa terlambat datang ke kelas
· Mahasiswa bersikap tidak sopan terhadap dosen
· Mahasiswa tingkat atas sering berperilaku semena-mena terhadap adik tingkat
Sebagai
mahasiswa seharusnya kita menjunjung tinggi sikap moral dan etika
terhadap dosen, terhadap sesama mahasiswa dan terhadap orang-orang di
lingkungan kampus, namun kadang mahasiswa merasa paling berkuasa
sehingga tidak mengontrol diri dan bersikap semaunya. Tidak hanya di
dalam kampus bahkan di luar kampus, sebagai contoh ketika mahasiswa
sedang berdemo sering kali mereka bersikap anarkis sehingga merugikan
banyak orang lain. Padahal pada saat berdemo seharusnya mereka hanya
menyampaikan suatu aspirasi tanpa harus berikap anarkis.
Tentunya hal
ini tidak patut dilakukan oleh mahasiswa manapun karena mahasiswa
seharus nya memberikan contoh yang baik terhadap masyarakat, karena
mahasiswa adalah penerus masa depan bangsa sudah seharusnya mahasiswa
mencerminkan sikap dan contoh yang baik terhadap orang lain bukan malah
sebalik nya.
Sikap dan
perbuatan mahasiswa yang kurang baik tentunya tidak patut untuk kita
contoh, untuk itu untuk menghindari sikap seperti itu kita harus
bepedoman kepada agama karena dari agama kita belajar mana yang di
larang dan mana yang tidak dilarang, orang tua pun berperan penting
dalam mengawasi setiap kegiatan anak-anak nya di kampus maupun di luar
kampus, dan juga perbanyak kegiatan di kegiatan organisasi kampus itu
adalah hal yang positif karena tugas utama seorang mahasiswa adalah
belajar dengan sungguh-sungguh agar menjadi pnerus yang baik bagi bangsa
di masa depan.
Kesimpulan dari
hal di atas, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, hal pertama
“komitmen” yang memiliki arti senantiasa ingin melaksanakan sesuatu
dengan baik dan benar, serta memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan
yang diikuti, hal kedua adalah adanya “kesadaran” yang merupakan
persoalan moral yang dimiliki seseorang untuk memahami dan menerima
serta menentukan pilihan-pilihan dalam situasi yang konkrit dengan
mendasarkan pada aturan yang ada, hal ketiga adalah “kompetensi” yang
menunjukkan kemampuan melakukan pengambilan keputusan berdasarkan
pertimbangan moral, yang mencakup apa saja yang ada dan menentukan
pilihan dari berbagai alternatif tersebut. Hal-hal yang telah dijabarkan
diatas merupakan bagian dari pembentukan moral dan sikap moral yang
harus dan mutlak dimiliki oleh mahasiswa.
Etika Mahasiswa di dalam Kelas, didalam Kampus dan diluar Kampus
Manusia
adalah makhluk sosial yang berarti manusia tidak bisa hidup tanpa
bantuan orang lain. Seseorang pastinya akan berinteraksi kepada orang
lain untuk bisa saling mengenal, saling membantu satu sama lain dan
lain-lain. Di dalam kehidupan sehari-hari kita pasti berinteraksi dengan
orang lain, dan 1 hal yang harus kita ingat adalah jika kita ingin
berinteraksi kita harus punya sebuah etika. Etika adalah adat kebiasaan
atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik, dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika mahasiswa ketika di dalam kelas
Etika sungguh sangat penting sekali bagi kita. Dimanapun kita berada, sedang apapun kita harus mempunyai etika tidak terkecuali etika ketika kita berada di dalam kelas. Terus apa saja etika yang harus kita lakukan ketika di dalam kelas?. Tentu saja sangat banyak jawaban yang bisa diutarakan, antara lain adalah :- Sebelum masuk kelas kita harus mengetok pintu terlebih dahulu dan mengucapkan salam, karena salam adalah do’a untuk kita dan yang menjawab salam. Jika keadaan kita ketika masuk kelas itu telat hendaknya kita meminta ma’af kepada guru atau dosen yang ada kalau kita telat, dan memberikan alasan kenapa kita bisa telat.
- Berpakaian yang rapi dan sopan. Jika di dalam kelas, kita harus memakai baju berkerah, memakai celana panjang dan memakai sepatu. Jika kita adalah siswa di sebuah sekolah hendaknya kita memasukkan baju kita.
- Kita harus memperhatikan guru atau dosen yang sedang menjelaskan materi. Kita harus menghargai mereka.
- Jika kita mau bertanya atau mengutarakan pendapat atau jawaban hendaknya kita mengacungkan tangan terlebih dahulu sebelum bertanya.
- Kita hendaknya diam dan memperhatikan ketika dosen menjelaskan materi, bukannya kita ngomong sendiri dengan teman kita.
- Jika kita ingin ke belakang kita meminta ijin terlebih dahulu kepada guru atau dosen.
- Bertutur kata yang sopan, baik dan benar dengan guru atau dosen.
- Duduk ditempat duduk yang disediakan dan duduk yang baik.
- Jika pelajaran sudah selesai hendaknya kita mengucapkan terima kasih kepada guru atau dosen yang sudah memberikan ilmu kepada kita.
- Kita hendaknya menyapa dosen atau guru dengan sapaan pak atau bu meskipun dosen atau guru tersebut umurnya tidak jauh berbeda dengan kita.
Etika mahasiswa di dalam kampus
Tidak hanya di dalam kelas, diluar
kelaspun atau bisa disebut di dalam kampus kita juga harus mempunyai
etika. Apa saja ya contohnya?, tentunya sudah tidak diragukan lagi
banyak sekali etika yang anda tahu dan yang harus kita lakukan. Pertama
adalah menyapa jika kita bertemu dengan teman, dengan dosen, karyawan
yang ada dikampus. Jika kita bertemu orang yang lebih tua dari kita
hendaknya kita sapa dengan sapaan mas/mbak, atau pak bu. Jika kita
terbiasa dengan bahasa Jawa, kita harus memakai bahasa krama ketika
berbicara dengan orang yang lebih tua contohnya dosen,karyawan ataupun
staff yang ada di kampus.
Menghargai teman yang sedang berbicara,
mengeluarkan pendapat. Tidak berbicara, tertawa yang terlampau keras
karena suara kita bisa mengganggu orang lain yang ada di sekitar kita.
Tidak lupa jika kita akan masuk ke sebuah ruangan hendaknya mengetok
pintu dan mengucapkan salam kepada orang yang ada di dalam ruangan.
Dalam hal yang berhubungan dengan kendaraan kita, hendaknya kita menaruh atau memarkir kendaraan kita di tempat yang sudah disediakan, bukannya di parkir di tempat yang sudah jelas ada rambu-rambu di larang parkir.
Dalam hal yang berhubungan dengan kendaraan kita, hendaknya kita menaruh atau memarkir kendaraan kita di tempat yang sudah disediakan, bukannya di parkir di tempat yang sudah jelas ada rambu-rambu di larang parkir.
Hal lain adalah ketika kita ada di
kantin, ketika kita makan hendaknya tidak berbicara dengan teman kita
karena itu selain etika adalah bisa-bisa kita tersedak makanan yang kia
makan, selain itu kita tidak boleh makan dengan “mengecap”. Ketika kita
makan maupun minum kita harus duduk yang sopan, kita tidak boleh duduk
dengan kaki yang satu ada di atas atau orang Jawa bilang “JIGANG”. Ada
lagi hal lain yang kadang kita lakukan yaitu berkata-kata yang jorok
seperti contohnya kata yang identik dengan kotoran, dengan urusan perut
kita, dan lain lain karena kata-kata tersebut akan membuat orang yang
sedang makan atau minum menjadi tidak nafsu. Kita juga hendaknya tidak
mengeluarkan kotoran seperti “ingus” karena akan membuat orang hilang
mood dalam makan atau minum.
Kita tinggalkan sejenak etika ketika
kita ada di kantin, kita beralih ke tubuh kita. Tubuh kita juga harus
ber etika, contohnya ketika kita mau “buang angin”, hendaknya kita
berpindah tempat untuk buang angin di tempat yang sepi jauh dari orang.
Kita juga harus menjaga ludah kita, tidak asal membuang ludah
sembarangan apalagi membuang ludah di jalan umum, ini akan membuat jalan
tadi kelihatan kotor dan kumuh.
Etika mahasiswa di luar kampus
Di atas tadi sudah
membahas etika mahasiswa ketika berada di dalam kampus, sekarang akan
membahasa etika mahasiswa ketika berada di luar kampus. Kita sebagai
mahasiswa tentunya dipandang berbeda oleh kebanyakan orang, mahasiswa
adalah orang yang pintar, orang yang intelek, orang yang luar biasa dan
masih banyak lagi. Tidak lupa mahasiswa tentunya mempunyai etika yang
lebih baik daripada orang lain.
Etika mahasiswa tentunya tidak hanya ada
di dalam kelas ataupun di dalam kampus. Pastinya juga ada di luar
kampus. Salah satu contohnya adalaha bertutur kata yang baik kepada
semua orang, sopan berbicara kepada orang yang lebih tua.
Posted in: perilaku mahasiswa
Kamis, 23 Januari 2014
etika keperawatan
23.36
klp2 yapenas21
No comments
KONSEP DASAR ETIKA
A. Pengertian etika dan profesi
Etika
adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk
yang merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.
Etika
atau Ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Menurut kamus webster, Etik adalah
suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara
moral.
Etika
berasal dari bahasa Yunani ethikos yang berarti adat istiadat atau
kebiasaan. Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaiman
sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut
aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang
benar, yaitu baik buruk, kewajiban, dan tanggung jawab.
Moral,
berasal dari kata latin yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan
“standar prilaku” dan “nilai-nilai” yang harus diperhatikan bila
seseorang menjadi anggota masyarakat dimana ia tinggal.
Sumber
yang lain menyatakan bahwa moral mempunyai arti tentang perilaku dan
keharusan masyarakat, sedangkan etika mempunyai arti prinsip-prinsip
dibelakan keharusan tersebut.
²
Etiket atau adat merupakan suatu yang dikenal, diketahui, diulang,
serta menjadi suatu kebiasaan didalam suatu masyarakat, baik berupa
kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.
² Etika kesehatan merupkan penerapan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan/pelayanan kesehatan masyarakat.
²
Etika keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan
tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan
² Inti falsafah keperawatan adalah hak dan martabat manusia, sedangkan fokus etika keperawatan adalah sifat manusia yang unik
B. Konsep moral dalam praktek keperawatan
- Advokasi
Arti
advokasi menurutu ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat
terhadap pelayanan kesehatah dan keselamatan praktek tidak sah yang
tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun”.
Advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan
bantuan perawatan secara aktif kepada individu untuk secara bebas
menentukan nasibnya sendiri
Pada
dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi
dan memberi bantuan kepada pasien atas keputusan apapun yang dibuat
pasien. Memberi informasi berarti menyediakan penjelasan atau informasi
sesuai yang dibutuhkan pasien. Memberi bantuan mengandung dua peran,
yaitu peran aksi dan non aksi.
- Akuntabilitas
Akuntabilitas
mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu tindakan yang
dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut.
Akuntabilitas
mengandung dua komponen utama, yaitu tanggung jawab dan tanggung
gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan perawat dilihat dari
praktek keperawatan, kode etik dan undang-undang dibenarkan atau absah.
- Loyalitas
Merupakan
suatu konsep dengan berbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan
hubungan timbal-balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan
dengan perawat. Ini berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan
orang lain secara nilai dan tujuan sendiri. Hubungan profesional
dipertahankan dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati janji,
menentukan masalah dan prioritas, serta mengupayakan pencapaian kepuasan
bersama.
Untuk
mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan
pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh
setiap perawat baik loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit
maupun profesi. Untuk mewujudkan hal tersebut, beberapa argumentasi
yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
o
Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan
perawat harus bijaksana bila informasi dari pasien harus didiskusikan
secara profesional
o
Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat, dan
berbagai persoalan yang berkaitan dengan pasien, rumah sakit atau
pekerja rumah sakit harus didiskusikan dengan umum.
o
Perawat harus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat.
Kegagalan dalam melakukan hal ini dapat menurunkan penghargaan dan
kepercayaan masyarakat kepada tenaga kesehatan.
o
Pandangan masyarakat terhadap profesi keperawatan ditentukan oleh
kelakuan anggota profesi. Perawat harus menunjukkan loyalitasnya kepada
profesi dengan berperilaku secara tepat pada saat bertugas
C. Permasalahan dasar etika keperawatan
Bandman
dan bandman (1990) secara umum menjelaskan bahwa permasalahan etika
keperawatan pada dasarnya terdiri dari lima jenis, yaitu :
² Kuantitas Melawan Kuantitas Hidup
Contoh
Masalahnya : seorang ibu minta perawat untuk melepas semua selang yang
dipasang pada anaknya yang berusia 14 tahun, yang telah koma selama 8
hari. Dalam keadaan seperti ini, perawat menghadapi permasalahan
tentang posisi apakah yang dimilikinya dalam menentukan keputusan
secara moral. Sebenarnya perawat berada pada posisi permasalahan
kuantitas melawan kuantitas hidup, karena keluaga pasien menanyakan
apakah selang-selang yang dipasang hampir pada semua bagian tubuh dapat
mempertahankan pasien untuk tetap hidup.
² Kebebasan Melawan Penanganan dan Pencegahan Bahaya.
Contoh
masalahnya : seorang pasien berusia lanjut yang menolak untuk
mengenakan sabuk pengaman sewaktu berjalan. Ia ingin berjalan dengan
bebas. Pada situasi ini, perawat pada permasalahan upaya menjaga
keselamatan pasien yang bertentangan dengan kebebasan pasien.
² Berkata secara jujur melawan berkata bohong
Contoh
masalahnya : seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan
narkotika. Dalam posisi ini, perawat tersebut berada pada masalah
apakah ia akan mengatakan hal ini secara terbuka atau diam, karena
diancam akan dibuka rahasia yang dimilikinya bila melaporkan hal
tersebut pada orang lain.
² Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik, ekonomi dan ideologi
Contoh masalahnya : seorang pasien yang memilih penghapusan dosa daripada berobat kedokter.
² Terapi ilmiah konvensional melawan terapi tidak ilmiah dan coba-coba
Contoh
masalahnya : di Irian Jaya, sebagian masyarakat melakukan tindakan
untuk mengatasi nyeri dengan daun-daun yang sifatnya gatal. Mereka
percaya bahwa pada daun tersebut terdapat miang yang dapat melekat dan
menghilangkan rasa nyeri bila dipukul-pukulkan dibagian tubuh yang
sakit.
Konsep Profesi Keperawatan
- Etika hubungan tim keperawatan
Tim
keperawatan terdiri dari semua individu yang terlibat dalam pemberian
asuhan keperawatan kepada pasien. Komposisi anggota tim keperawatan
bervariasi, tergantung pada tenaga keperawatan yang ada, sensus pasien,
jenis unit keperawatan, dan program pendidikan keperawatan yang
berafiliasi/kerjasama
Faktor-faktor tim keperawatan yang diarahkan terhadap kualitas
asuhan keperawatan :
asuhan keperawatan :
Dalam
kerjasama dengan sesama tim, semua perawat harus berprinsip dan ingat
bahwa fokus dan semua upaya yang dilakukan adalah mengutamakan
kepentingan pasien serta kualitas asuhan keperawatan dan semua perawat
harus mampu mengadakan komunikasi secara efektif.
Latar
belakang pendidikan, jenis pekerjaan maupun kemampuan bervariasi, maka
dalam pemberian tugas asuhan keperawatan, perawatan dibagi dalam
berbagai kategori, misalnya perawat pelaksana, kepala bangsal, kepala
unit perawat, kepala seksi perawatan (supervisor), dan kepala bidang
keperawatan (direktor president of nursing). Dalam memberikan asuhan
keperawatan, setiap anggota harus mampu mengkomunikasikan dengan perawat
anggota lain, dimana permasalahan etis dapat didiskusikan dengan
sesama perawat atau atasannya.
- Hubungan perawat-pasien-dokter
Perawat,
pasien, dan dokter adalah tiga unsur manusia yang saling berhubungan
selama mereka masih terkait dalam suatu hubungan timbal balik pelayanan
kesehatan.
Hubungan
perawat dengan dokter telah terjalin seiring dengan perkembangan kedua
profesi ini, tidak terlepas dari sejarah, sifat ilmu/pendidikan, latar
belakang personal dan lain-lain.
Berbagai
model hubungan perawat-pasien-dokter telah dikembangkan, diantaranya
adalah model yang dikembangkan oleh Szasz dan hollander, mereka
mengembangkan tiga model hubungan dokter-perawat di mana model ini
terjadi pada semua hubungan antar manusia, termasuk hubungan antara
perawat dan dokter
Model Yang Dikembangka Szasz dan hollander :
- Model Aktivitas – Pasivitas
Suatu
model dimana dokter berperan aktif dan pasien berperan pasif. Model
ini tepat untuk bayi, pasien koma, pasien bius, dan pasien dalam
keadaan darurat. Dokter berada pada posisi mengatur semuanya, merasa
mempunyai kekuasaan, dan identitas pasien kurang diperhatikan. Model
ini bersifat otoriter dan paternalistic.
- Model Hubungan Membantu
Merupakan
dasar untuk sebagian besar dari praktek kedokteran. Model ini terdiri
dari pasien yang mempunyai gejala mencari bantuan dan dokter yang
mempunyai pengetahuan terkait dengan kebutuhan pasien. Dokter memberikan
bantuan dalam bentuk perlakuan/pengobatan. Timbal baliknya, pasien
diharapkan bekerja sama dengan mentaati anjuran dokter. Dalam model ini,
dokter mengetahui apa yang terbaik bagi pasien, memegang apa yang
diminati pasien dan bebas dari prioritas yang lain. Model ini bersifat
paternalistic atau sedikit lebih rendah.
- Model Partisipasi Mutual
Model
ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama/kesejajaran antara
umat manusia merupakan nilai yang tinggi. Model ini mencerminkan asumsi
dasar dari proses demokrasi. Interaksi, menurut model ini, menyebutkn
bahwa pihaknya yang saling berinteraksi mempunyai kekuasaan yang sama,
saling membutuhkan, dan aktivitas yang dilakukan akan memberikan
kepuasaan kedua pihak.
Robert Veatch mengembangkan empat model hubungan dokter – pasien meliputi :
- The Engineering Model
Dalam
model ini veatch menolak sikap kemungkinan nilai bebas murni dari ilmu
atau kedokteran pilihan-pilihan dibuat secara terus menerus terhadap
fakta, observasi, desain penelitian, dan tingkatan statistik signifikasi
dalam suatu kerangka nilai-nilia dengan praduga menurut ilmu-ilmu
murni.
Sejumlah
besar piliha-pilihan nilai dan signifikasi harus dibuat oleh
orang-orang terhadap ilmu terapan seperti kedokteran, yang mana tidak
seperti ilmu teknik, nilai-nilai tidak dapat ditiadakan dari nasehat
teknis terhadap
- The Pristly Model
Dalam
model ini dokter memegang vigure seorang ahli moral yang dapat memberi
tahu pasien apa yang harus dikerjakan pasien pada situasi tertentu.
Tradisi ini berdasarkan prinsip etis jangan kerjakan ketidak baikan. Ini
mencerminkan pelaksanaan prinsip paternalistic dengan tidak
memberitahukan berita buruk kepada pasien, tetapi memberikan suatu
pemantapan yang tidak nyata. Model ini tidak menyertakan pasien dalam
membuat keputusan, tetapi menyerahkan kebebasan kepada dokter, misalnya,
pasien tidak diizinkan menolak transfusi darah yang menurut agamanya
tidak diperbolehkan. Prinsip paternalime mengurangi takdir pasien dengan
mengurangi pengendalian pasien terhadap tubuh dan kehidupan.
- The Collegial Model
Dalam
model ini, dokter dan perawat merupakan mitra dalam mencapai tujuan
untuk menyembuhkan penyakit dan mempertahankan kesehatan pasien. Saling
percaya dan percaya diri merupakan hal utama. Kedua belah pihak
mempunyai kedudukan yang sama. Namun pada kenyataannya, veatch
berpendapat bahwa sebenarnya tidak ada dasar untuk persamaan kedudukan
dalam hubungan pasien-dokter karna perbedaan kelas sosial, status
ekonomi, pendidikan dan sistem nilai menimbulkan asumsi tentang rasa
tertarik yang lazim terhadap ilusi.
- The Contractual Model
Dalam
model ini, peserta yang mengadakan hubungan/interaksi berharap untuk
memegang ketaatan terhadap anjuran dan manfaat untuk kedua belah pihak.
Kesepakatan terhadap prinsip moral merupakan hal yang penting. Lebih
lanjut dalam kesepakatan hubungan, pasien berhak menentukan nasib
mereka. Dalam model ini terjadi curah pendapat tentang tanggung jawab
dan kewajiban etis.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, serta hubungan dengan dokter, dikenal beberapa peran perawat, yaitu :
- Peran independen ( Mandiri )
Peran
mandiri merupakan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
yang dapat dipertanggung jawabkan oleh perawat secara mandiri
- Peran dependen ( Tergantung Pada Dokter )
Peran tergantung merupakan peran perawat dalam melaksanakan program kesehatan dimana pertanggung jawaban dipegang oleh dokter.
- Peran inter dependen ( Kolaborasi )
Peran kolaborasi merupakan peran perawat dalam mengatasi permasalahan secara team work dengan tim kesehatan lain.
- Hubungan perawat-pasien dalam koteks etis
Peran
perawat secara umum dapat digunakan kerangka yang mengacu pada
pandangan dasar hildegard E.peplav, tentang hubungan perawat-pasien,
yang merupakan suatu teori yang mendasari nilai dan martabat manusia,
pengembangan rasa percaya, pengukuran pemecahan masalah, dan kolaborasi.
Dalam
konteks hubungan perawat-pasien, perawat dapat berperan sebagai
konselor pada saat pasien mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang
penyakitnya. Dapat pula berperan sebagai pengganti orang tua (terutama
pada pasien anak), saudara kandung, atau teman bagi pasien dalam
mengungkapkan perasaannya.
Pada
dasarnya hubungan antara perawat-pasien berdasarkan pada sifat alamiah
perawat dan pasien dalam berinteraksi perawat-pasien, peran yang
dimiliki masing-masing membentuk suatu kesepakatan atau persetujuan
dimana pasien mempunyai peran dan hak sebagai pasien dan perawat
mempunyai peran dan hak sebagai perawat. Dan dalam hubungan
perawat-pasien maka setiap hubungan harus didahului dengan kontrak dan
kesepakatan bersama, dimana pasien mempunyai peran sebagai pasien dan
perawat sebagai perawat. Kesepakatan ini menjadi parameter bagi perawat
dalam memutuskan setiap tindakan etis.
Kode Etik Profesi Keperawatan
A. Pengertian Kode Etik Keperawatan
Kode
Etik Keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang menerapkan
nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan
masyarakat.
Kode
etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi, yang memberikan
arti penting dalam penentuan, pemertahanan dan peningkatan standar
profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan
dari masyarakat telah diterima oleh profesi.
1. Kode etik keperawatan menurut ICN
a) Tanggung jawab utama perawat
Tanggung
jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya
penyakit, memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan.
Untuk melaksanakan tanggung jawab utama tersebut perawat harus meyakini bahwa :
· Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan diberbagai tempat adalah sama
·
Pelaksanaan praktek keperawatan dititik beratkan pada
penghargaan terhadap kehidupan yang bermartabat dan menjunjung tinggi
hak asasi manusia;
·
Dalam melaksanakan pelayanan dan atau keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, perawat mengikut sertakan
kelompok dan instansi terkait.
b) Perawat, Individu, dan Anggota Kelompok Masyarakat
Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
c) Perawat dan Pelaksanaan Praktek Keperawatan
Perawat
memegan peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar
praktek keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar
pendidikan keperawatan.
d) Perawat dan Lingkungan Masyarakat
Perawat
dapat memprakarsasi pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan
dapat berperan serta secara aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan
masalah sosial yang terjadi dimasyarakat.
e) Perawat dan Sejawat
Perawat
dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman sekerja. Baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain diluar keperawatan. Perawat dapat
melindungi dan menjamin seseorang, bila pada masa perawatannya merasa
terancam.
f) Perawat dan Profesi keperawatan
Perawat
memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar
praktek keperawatan dan pindidikan keperawatan. Perawat diharapkan ikut
aktif dalam mengembangkan pengetahuandalam menopang pelaksanaan
perawatan secara profesional.
2. Kode etik keperawatan menurut ANA
Kode etik keperawatan menurut American Nurses Association adalah sebagai berikut :
a)
Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh
pertimbangan-pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut personal,
atau corak masalah kesehatan.
b) Perawat melingdungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang bersifat rahasia.
c)
Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan
keselamatannya terancam oleh praktek seseorang yang tidak berkompeten,
tidak etis atau illegal.
d) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang dijalankan masing-masing individu.
e) Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
f)
Perawat melaksanakan pertimbangan ayng beralasan dan menggunakan
kompetensi dan kualitafikasi individu sebagai kriteria dalam
mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab, dan melimpahkan
kegiatan keperawatan kepada orang lain.
g) Perawat turut serta bertivitas dalam membantu pengembngan pengetahuan profesi
h) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan meningkatkan standar keperawatan.
i)
Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan
membina kondisi kerja yang mendukun pelayanan keperawatn yang
berkualis.
j)
Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi
publik terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan
integritas perawat.
k)
Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan atau warga
masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan
nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan publik.
3. Kode etik keperawatan menurut PPNI
Kode
etik keperawatan di indonesia telah disusun oleh dewan pimpinan pusat
PPNI melalui Musyawara Nasional PPNI dijakarta pada tanggal 29 November
1989.
Posted in: konsep dasar etika